JAMBI - “Terimakasih kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Jendral Kebudayaan yang luar biasa memberikan sesuatu untuk Candi Muaro Jambi sehingga mulai terangkat ke permukaan.
Kedepan akan ada lagi situs Siti Hawa yang ada hubungan luar biasa dengan Candi Muaro Jambi. Di hulu Sungai Batanghari ada Candi Sawah, lanjut ke Candi Muaro Jambi dan di hilir ada situs Siti Hawa sangat berkaitan erat dengan peradaban Sungai Batanghari.”
Demikian Gubernur Jambi Al Haris menyampaikan rasa terima kasihnya pada kegiatan Kenduri Swarnabhumi yang dipusatkan di Kampung Laut, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Senin (19/9).
Haris menyebutkan, dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam Kenduri Lawang Swarnabhumi akan lebih meningkatkan kualitas penyelenggaraan festival yang akan mendorong bergeraknya dan meningkatnya perekonomian masyarakat dan daerah.
“Kita semua berharap dampak dari festival budaya ini adalah kesadaran masyarakat untuk menjaga Sungai Batanghari yang sejak dahulu berperan besar bagi peradaban Melayu Nusantara baik secara agama, sosial, ekonomi, dan budaya, ” kata Haris.
Haris menjelaskan, rangkaian Kenduri Swarnabhumi telah berlangsung sejak bulan Mei di Kerinci. Kemudian melalui Kabupaten Merangin dan Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, dilanjutkan dengan menyisiri aliran Sungai Batanghari. Dan Senin, dilanjutkan oleh masyarakat akuatik dalam Kenduri Lawang Swarnabhumi Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
“Besar harapan kami, kegiatan ini semakin meluaskan pesan dan tujuan Kenduri Swarnabhumi untuk mendekatkan dan mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang kejayaan peradaban Sungai Batanghari yang perlu kita bangkitkan dan lestarikan, ” kata Haris.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy mengatakan Indonesia baru memiliki Undang-undang Pemajuan Kebudayaan yaitu Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017. Ini adalah payung hukum yang resmi yang diakui oleh negara untuk menggali melestarikan mengembangkan dan memajukan kebudayaan di masing-masing daerah.
“Saya berharap kepada pemerintah daerah juga mendalami undang-undang pemajuan kebudayaan itu kalau daerahnya ingin dimajukan kecuali kalau daerahnya ini dimundurkan, ” kata Muhadjir.
Sementara Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI Hilmar Farid menyampaikan, Kenduri Lawang Swarna Bumi merupakan awal pintu masuk sungai Batanghari yang istilahnya disebut Lawang.
Bupati Tanjungjabung Timur Romi Haryanto mengemukakakan banyak peradaban di daerahnya yang belum dapat dibuka salah satunya adalah Situs Siti Hawa. Pihaknya meminta kepada Dirjen Kebudayaan untuk membantu membuka situs tersebut ke depannya. (IS/waal)